Rabu, 12 Mei 2010

Momen hidup mati

Dua hari yang lalu, bude penjual bubur sumsum langganan Mas Ayis menyampaikan berita duka. Ada seorang bayi yang dilahirkan di bidan deket rumah jiwanya tak tertolong. Sebabnya sih, menurut Bude karena bayinya gede dan kelilit tali puser. Aku langsung bergidik, mengingat kembali momen2 hidup matiku melahirkan bayi pertama yang juga ga jauh beda, tetapi Alhamdulilahnya bayiku selamat.


Hari itu tepat jam setengah tujuh pagi, dua hari sebelum Hari Perkiraan Lahir bayiku yang diperkirakan tanggal 15 Februari 2008, setelah sempat jalan kaki selama kurleb 30 menit; hal yang rutin kulakukan sejak 8 bulan kehamilan;a ku merasakan ada darah yag menetes di pakaian dalamku. Benar saja, ternyata ada darah yang bercampur lendir membasahi pakaian dalamku. Perasaan senang dan deg2an langsung kurasakan saat mengetahui bahwa itu pertanda proses melahirkan tak lama lagi akan berlangsung. Seisi rumah pun langsung dibuat heboh, dan dengan pengalaman Yuk Anti kami memutuskan untuk tak langsung ke rumah sakit dan lebih baik menunggu pembukaan yang lebih lanjut. apalagi kontraksi juga belum terasa sangat kencang. Ibu memutuskan untuk tetap mengajar sambil terus mengontrol keadaanku by telpon. Waa rasanya ga sabaran melihat wajah bayi yang telah kukandung slama 9 bulan ini. Berharap pembukaan berjalan cepat, aku terus melakukan gerakan senam yang katanya mempercepat pembukaan. berdiri ...jongkook....berdiri...jongkok. Bosen senam ada ide untuk lebih produktif lagi..apalagi kalo bukan mencuci pakaian sambil jongkok, Tika yang excited mengetahui kalau akan ada adek yang segera lahir juga ikut2an membantu. Pukul setengah 3 siang akhirnya kami(aku, adek dan kakaku) memutuskan untuk mngontrol pembukaan ke praktek bidan yang tak juh dari rumah. Hasilnya baru pembukaan 3, bidan menawarkan untuk tinggal dan menunggu di tempat prakteknya, tetapi karena Askesku ada RS lain, maka kami memutuskan untuk segera ke RS Asia Medika tempat Askes yang akan menggung biaya RS bekerja sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar