Minggu, 19 September 2010

curhat usai mudik

Alhamdulilah, saat-saat mudik dilewati dengan perasaan campur aduk. Senang, karena saya dan anak-anak bisa bersilaturahim dengan saudara-saudara suami di kampungnya Madiun.Capek, karena harus naek kereta dan saya serta suami harus berbagi masing-masing membawa satu anak dan beberapa tas. Alhamdulilah diberi kenikmatan bisa naek kereta Eksekutif, bukan bisnis apalagi ekonomi (ga kebayang kalo kami harus naik kereta ekonomi,mungkin saya lebih memilih adem ayem di rumah aja daripada harus mudik dengan kondisi begitu). Dan terakhir deg-degan. Kalo perasaan terakhir ini berhubungan dengan penantian akan kepastian kembalinya Mbak yang bantu-bantu di rumah.